BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara umum bahasa
didefinisikan sebagai lambang. Bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang
berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Sebagaimana kita
ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing
mempunyai makna, yaitu hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan
objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosa kata itu oleh ahli
bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad, disertai penjelasan
artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon.
Pada waktu kita
berbicara atau menulis, kata –kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak
tersusun begitu saja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk mengungkapkan
gagasan, fikiran atau perasaan, kita harus memilih kata-kata yang tepat dan
menyusun kata-kata itu sesuai aturan bahasa. Seperangkat aturan yang mendasari
pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa inilah yang
disebut Tata Bahasa.
B.
Perumusan
Masalah
Dalam makalah ini
akan dibahas tentang berbagai masalah yang berhubungan dengan keterampilan
berbahasa dan aspek-aspeknya meliputi definisi bahasa, bentuk dan isi,
pentingnya bahasa, fungsi-fungsi bahasa dan aspek-aspek keterampilan berbahasa.
Bahasa merupakan
alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia sehingga bahasa itu mempunyai peranan penting dalam
kehidupan bermasyarakat.
C. Tujuan Perumusan Masalah
Tujuan dari
perumusan masalah adalah :
1. Untuk
mengetahui definisi bahasa dari berbagai sumber
2. Untuk
memahami bentuk dan isi bahasa
3. Pentingnya
bahasa dalam kehidupan sehaari-hari
4. Fungsi
bahasa sebagai alat komunikasi
5. Aspek-aspek
keterampilan berbahasa
D.
Sistematika
penulisan
Bab satu pendahuluan meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah,,
tujuan perumusan masalah dan sistematika penulisan.
Bab dua tentang pembahasan
Bab tiga meliputi simpulan dan saran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Bahasa
Pengertian pertama bahasa menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi
antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan
simbol-simbol vocal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.[1]
Sedangkan menurut pendapat lain menjelaskan definisi bahasa yaitu kode yang
diterima secara social atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep
melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol
yang diatur oleh ketentuan.[2]
Pendapat diatas
mirip dengan pendapat yang menyatakan bahwa bahasa mempunyai dua definisi yaitu
pertama, bahasa adalah suatu system yang sistematis, barang kali juga untuk
sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka
atau simbol-simbol arbitrer.[3] Definisi lain bahasa adalah rangkaian bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.[4]
Definisi lain bahasa adalah suatu bentuk
dan bukan suatu keadaan atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau
juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu system dari suatu
tatanan atau suatu tatanan dalam system-sistem.[5] Menurut
Wibowo, bahasa adalah system symbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat
arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh
sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan fikiran.[6] Hampir senada dengan pendapat Wibowo, bahwa
definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk
menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.[7]
Sementara menurut Pangabean bahwa bahasa adalah suatu sistem yang
mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.[8]
Menurut sumber lain Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan
fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat
yang memiliki arti. Bahasa memiliki berbagai definisi. Definisi bahasa adalah
sebagai berikut :
- Suatu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan
- Suatu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka ke dalam fikiran orang lain
- Suatu kesatuan sistem makna
- Suatu kode yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara bentuk dan makna
- Suatu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan (contoh: perkataan, kalimat dan lain-lain)
- Suatu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat linguistik
Bahasa erat kaitannya dengan kognisi pada manusia, dinyatakan bahwa
bahasa adalah fungsi kognisi tertinggi dan tidak dimiliki oleh hewan. Ilmu yang
mengkaji bahasa ini disebut sebagai linguistik.Menetapkan perbedaan utama
antara bahasa manusia satu dan yang lainnya sering amat sukar. Chomsky
membuktikan bahwa sebagian dialek Jerman hamper serupa dengan bahasa Belanda
dan tidaklah terlalu berbeda sehingga tidak mudah dikenali sebagai bahasa lain
khususnya Jerman.
B.
Bentuk
dan Isi
Komunikasi verbal
Bahasa verbal telah dianggap sebagai sarana utama dalam berkomunikasi
untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan maksud kita. Jalaludin Rakhmat (1994),
mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal. Secara fungsional diartikan
sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Secara formal,
bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat
menurut peraturan tata bahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun
dan dirangkaikan supaya mempunyai arti.
Ada dugaan kuat bahasa nonverbal muncul terlebih dahulu daripada bahasa
verbal. Pada zaman primitive masyarakat belum menemukan bahasa sehingga
diwujudkan dalam bentuk lukisan atau gambar-gambar. Selanjutnya mulai
menggunakan lambing atau simbol-simbol tertentu (homosapiens).
Sekitar 10000 tahun sebelum masehi homo sapiens mulai menemukan cara
bertani demi kelangsungan hidup mereka dan mulai sering menggunakan bahasa-bahasa
di berbagai kawasan. Sekitar 5000 tahun yang lalu manusia mulai melakukan
transmisi komunikasi dengan tulisan, bangsa Mesir kuno selanjutnya melahirkan
alphabet.
Tata bahasa
meliputi 3 unsur yaitu: fonologi,
sintaksis dan semantik.
- Fonologi merupakan pengetahuan tentang bunyi-bunyi dalam bahasa.
- Sintaksis merupakan pengetahuan tentang cara pembentukkan kalimat.
- Semantik merupakan pengetahuan tentang arti kata atau gabungan kata-kata.
Menurut Larry L. Barker bahasa
mempunyai tiga fungsi yaitu penamaan, interaksi dan transmisi informasi.
Penamaan atau penjulukan pada usaha mengidentifikasikan obyek, tindakan, atau
orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Fungsi
interaksi menekankan berbagai gagasan dan emosi, yang dapat mengundang
simpati dan pengertian dan kemarahan dan
kebingungan. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain,
inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai
fungsi transmisi informasi yang lintas waktu, dengan menghubungkan masa lalu,
masa kini dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.
Keterbatasan bahasa
Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu
yaitu orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Kata-kata sifat
dalam bahasa cenderung bersifat dikotomis.
Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual yaitu kata-kata yang
merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang berbeda-beda yang
menganut latar belakang social budaya yang berbeda.
Kata-kata yang mengandung bias budaya merupakan bahasa yang terikat
konteks budaya, terdapat kata-kata yang (kebetulan) sama atau hampir sama
tetapi dimaknai secara berbeda, atau kata-kata yang berbeda tetapi dimaknai
secara sama. Komunikasi hanya terjadi bila kita memiliki makna yang sama.
Komunikasi Nonverbal
Istilah nonverbal dipakai untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di
luar kata-kata yang tertuang dalam ucapan dan tulisan. Secara teoritis
komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan.Dalam kenyataannya
keduanya saling melengkapi dalam berkomunikasi.
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan
tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan
gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek
seperti pakaian, potongan rambut dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara
berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi dan gaya
berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi
tidak menggunakan kata dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi nonverbal
dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak
dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan
intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi
nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa
komunikasi verbal ataupun nonverbal.
Fungsi pesan non verbal
Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994) menyebut lima fungsi pesan
nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal :
-
Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang
sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya
menggelengkan kepala.
-
Substitusi, yaitu menggantikan lambing-lambang
verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan
persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
-
Kontrakdiksi, menolak pesan verbal atau member
makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya seseorang memuji prestasi teman
dengan mencibirkan bibir seraya berkata “Hebat, kau memang hebat.”
-
Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna
pesan nonverbal.
-
Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau
menggarisbawahinya. Misalnya mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan
memukul meja.
Jenis-jenis komunikasi nonverbal
Komunikasi objek
Komunikasi objek
yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis
pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk
stereotype. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara
berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang
berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak
Sentuhan
Haptik adalah
bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat
termasuk bersalaman, menggenggam tangan, sentuhan di punggung, mengelus-elus,
pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan
tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat
menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun
negative.
Kronemik
Kronemik adalah
bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan
waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu
aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu
tertentu, serta ketepatan waktu.
Gerakan tubuh
Dalam komunikasi
nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah,
isyarat dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan
suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk
mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya
memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau mengendalikan
jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.
C.
Pentingnya
Bahasa
Manusia tidak lepas dari bahasa. Terbukti dari penggunaannya untuk
percakapan sehari-hari, tentu ada peran bahasa yang membuat satu sama lain
dapat berkomunikasi, saling menyampaikan maksud. Tak hanya dalam bentuk lisan,
tentu saja bahasa juga digunakan dalam bentuk tulisan.
Pemikiran seseorang tentunya akan lebih mendapat pengakuan ketika sudah
dituliskan sehingga orang lain yang membaca akan mengetahui apa yang ingin
disampaikan seorang penulis. Pada dasarnya seluruh kegiatan manusia akan sangat
berkaitan erat dengan bahasa. Entah sekedar bercakap-cakap dengan teman, atau
dalam kegiatan formal seperti sekolah, kuliah bahkan dalam pekerjaan. Filsafat
juga tidak dapat lepas dari bahasa. Banyak filsuf yang justru mengawali
pemikirannya dari problem bahasa. Tentunya bahasa disini bukan berarti sekedar
mempelajari tata gramatikal bahasa ataupun bahasa asing, melainkan bagaimana
pengertian seseorang dapat terpengaruh hanya dari penggunaan kata-kata atau
pemikiran. Sangat penting untuk dapat tetap berpikir kritis dalam mengerti
ucapan seseorang maupun teks.
Teori-teori yang berkembang dalam filsafat bahasa inilah yang kemudian
menjadi alat bagi setiap orang untuk dapat lebih mengeksploitasi sebuah
pemikiran, baik yang terucapkan maupun dalam bentuk teks. Mungkin akan terkesan
bahasa itu sama saja dengan perbincangan
sehari-hari yang bias saja mudah dimengerti. Memang kesannya bahasa tidak ada
kaitannya dengan filsafat. Tetapi bahasa ternyata tidak hanya mencakup bagaimana seseorang berkomunikasi dengan
orang lain, tetapi juga dapat menjadi hal yang kompleks. Sebuah perjanjian
antar negara juga menggunakan bahasa yang disepakati pihak-pihak yang terkait
agar tercapai kesepakatan. Tanda-tanda yang hadir dalam kehidupan kita
sehari-hari juga bagian dari bahasa. Contoh, rambu-rambu lalu lintas tentu akan
sangat tidak efisien jika dituliskan dalam bentuk huruf. Para pengguna jalan
tentu tidak akan sempat membaca tulisan-tulisan itu. Karena itu untuk
mempermudah, dibuat simbol-simbol yang dikonvensikan dan dimengerti masyarakat.
Ada orang-orang yang tentu tidak dapat menggunakan bahasa verbal, karena
itu dibuatlah kode-kode khusus agar komunikasi tetap dapat berjalan dengan baik.
Dan banyak kode-kode khusus lain yang dibuat untuk mempermudah menyampaikan
sebuah pesan. Bahasa verbal pun ternyata tidak dapat diartikan secara harafiah
begitu saja.
Ada beberapa poin yang dapat dikaitkan dengan bahasa, antara lain dengan:
-
Akal, sangat erat dengan logika
-
Makna dan interpretasi, yang merupakan bagian
yang sudah melekat dengan bahasa
-
Konvensi, karena tanpa konvensi bahasa tidak ada
artinya karena tidak dimengerti oleh semua orang
-
Dimensi bahasa obyektif, dapat dimengerti oleh
semua untuk mengatasi ruang dan bersifat universal dan ilmiah
-
Intelektualitas, bagaimana teks-teks lain saling
mempengaruhi pemahaman seseorang
Dan dari sinilah kita kemudian dapat mencoba menganalisa sebuah teks atau
tanda dengan aliran-aliran yang berkembang dari filsafat bahasa.
D.
Fungsi-fungsi
Bahasa
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat
Indonesia. Bahasa juga menunjukkan perbedaan antara satu penutur dengan penutur
lainnya, tetapi masing-masing tetap mengikat kelompok penuturnya dalam satu
kesatuan sehingga mampu menyesuaikan dengan adat istiadat dan kebiasaan
masyarakat. Selain itu, fungsi bahasa juga melambangkan pikiran atau gagasan
tertentu, dan juga melambangkan perasaan , kemauan bahkan dapat melambangkan
tingkah laku seseorang.
Menurut pendapat lain bahwa bahasa mempunyai empat fungsi, yaitu:
-
Alat untuk menyatakan ekspresi diri
Bahasa
menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita,
sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita.
-
Alat komunikasi
Bahasa
merupakan saluran perumusan maksud yang melahirkan perasaan dan memungkinkan
adanya kerjasama antarindividu
-
Alat mengadakan integrasi dan adaptasi social
Bahasa
merupakan salah satu unsur kebudayaan yang memungkinkan manusia memanfaatkan
pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman
tersebut, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain.
-
Alat mengadakan control social
Bahasa
merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi tingkah laku dan
tindak tanduk orang lain. Bahasa juga mempunyai relasi dengan proses-proses
sosialisasi suatu masyarakat.[9]
E.
Aspek-aspek
Keterampilan berbahasa
Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar
berbahasa yaitu, menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Keempat
keterampilan tersebut saling terkait antara yang satu dengan yang lain sebagai berikut:[10]
-
Hubungan Menyimak dengan Berbicara
Menyimak
dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung. Menyimak
bersifat reseptif, sedangkan berbicara bersifat produktif. Misalnya, komunikasi
yang terjadi antar teman, antara pembeli dan penjual atau dalam suatu diskusi
di kelas. Dalam hal ini A berbicara dan B mendengarkan. Setelah itu giliran B
yang berbicara dan A mendengarkan. Namun ada pula dalam suatu konteks bahwa
komunikasi itu terjadi dalam situasi noninteraktif, yaitu satu pihak saja yang
berbicara dan pihak lain hanya mendengarkan. Misalnya Khotbah di masjid, dimana
pemceramah menyampaikan ceramahnya, sedangkan yang lainnya hanya mendengarkan.
Terkait dengan kegiatan pembelajaran, guru dituntut untuk mampu memodifikasi aktivitas pembelajaran agar siswa mampu untuk melaksanakan kegiatan komunikasi baik satu arah, dua arah, maupun multi arah. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah dengan metode diskusi kelompok, Tanya jawab, dan sebagainya.
Terkait dengan kegiatan pembelajaran, guru dituntut untuk mampu memodifikasi aktivitas pembelajaran agar siswa mampu untuk melaksanakan kegiatan komunikasi baik satu arah, dua arah, maupun multi arah. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah dengan metode diskusi kelompok, Tanya jawab, dan sebagainya.
-
Hubungan Menyimak dan Membaca
Menyimak
dan membaca sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.
Menyimak berkaitan dengan penggunaan bahasa ragam lisan, sedangkan membaca merupakan
aktivitas berbahasa ragam tulis. Penyimak maupun pembaca malakukan aktivitas
pengidentifikasian terhadap unsur-unsur bahasa yang berupa suara (menyimak),
maupun berupa tulisan (membaca) yang selanjutnya diikuti diikuti dengan proses
decoding guna memperoleh pesan yang berupa konsep, ide, atau informasi.
Keterampilan menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh manusia bila dilihat dari proses pemerolehan bahasa. Secara berturut-turut pemerolehan keterampilan berbahasa itu pada umumnya dimulai dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kegiatan menyimak diawali dengan mendengarkan, dan pada akhirnya memahami apa yang disimak. Untuk memahami isi bahan simakan diperlukan suatu proses berikut; mendengarkan, mengidentifikasi, menginterpretasi atau menafsirkan, memahami, menilai, dan yang terakhir menanggapi apa yang disimak. Dalam hal ini menyimak memiliki tujuan yang berbeda-beda yaitu untuk; mendapatkan fakta, manganalisa fakta, mengevaluasi fakta, mendapat inspirasi, menghibur diri, dan meningkatkan kemampuan berbicara.
Keterampilan menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh manusia bila dilihat dari proses pemerolehan bahasa. Secara berturut-turut pemerolehan keterampilan berbahasa itu pada umumnya dimulai dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kegiatan menyimak diawali dengan mendengarkan, dan pada akhirnya memahami apa yang disimak. Untuk memahami isi bahan simakan diperlukan suatu proses berikut; mendengarkan, mengidentifikasi, menginterpretasi atau menafsirkan, memahami, menilai, dan yang terakhir menanggapi apa yang disimak. Dalam hal ini menyimak memiliki tujuan yang berbeda-beda yaitu untuk; mendapatkan fakta, manganalisa fakta, mengevaluasi fakta, mendapat inspirasi, menghibur diri, dan meningkatkan kemampuan berbicara.
Menyimak memiliki jenis-jenis sebagai berikut:
Ø
Menyimak kreatif: menyimak yang bertujuan untuk
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar.
Ø
Menyimak kritis: menyimak yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif.
Ø
Menyimak ekstrinsik: menyimak yang berhubungan
dengan hal-hal yang tidak umum dan lebih bebas.
Ø
Menyimak selektif: menyimak yang dilakukan
secara sungguh-sungguh, dan memilih untuk mencari yang terbaik.
Ø
Menyimak sosial: menyimak yang dilakukan dalam
situasi-situasi social.
Ø
Menyimak estetik: menyimak yang apresiatif,
menikmati keindahan cerita, puisi, dan lain-lain.
Ø
Menyimak konsentratif: menyimak yang merupakan
sejenis telaah atau menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk.
-
Hubungan Membaca dan Menulis
Membaca
dan menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Menulis adalah kegiatan
berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca adalah kegiatan yang
bersifat reseptif. Seorang penulis menyampaikan gagasan, perasaan, atau
informasi dalam bentuk tulisan. Sebaliknya seorang pembaca mencoba memahami
gagasan, perasaan atau informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut.
Membaca
adalah suatu proses kegiatan yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan
melalui tahap-tahap tertentu [11]. Proses
tersebut berupa penyandian kembali dan penafsiran sandi. Kegiatan dimulai dari
mengenali huruf, kata, ungkapan, frasa, kalimat, dan wacana, serta
menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya. Lebih dari itu, pembaca menghubungkannya
dengan kemungkinan maksud penulis berdasarkan pengalamannya. Sejalan dengan hal
tersebut, Kridalaksana (1993) menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan
mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambing-lambang grafis dan
perubahannya menjadi bicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau
pengujaran keras-keras. Kegiatan membaca dapat bersuara nyaring dan dapat pula
tidak bersuara (dalam hati).
Menulis
adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafis tersebut (Bryne, 1983). Lebih lanjut Bryne menyatakan
bahwa mengarang pada hakikatnya bukan sekedar menulis symbol-simbol grafis
sehingga berbentuk kata, dan kata-kata tersusun menjadi kalimat menurut
peraturan tertentu, akan tetapi mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke
dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap,
dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca.
-
Hubungan Menulis dengan Berbicara
Berbicara
dan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Berbicara
merupakan kegiatan ragam lisan, sedangkan menulis merupakan kegiatan berbahasa
ragam tulis. Menulis pada umumnya merupakan kegiatan berbahasa tak langsung,
sedangkan berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat langsung.
Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi yang dalam proses itu terjadi pemindahan pesan dari satu pihak (komunikator) ke pihak lain (komunikan). Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah ke dalam simbol-simbol yang dipahami oleh kedua belah pihak.
Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi yang dalam proses itu terjadi pemindahan pesan dari satu pihak (komunikator) ke pihak lain (komunikan). Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah ke dalam simbol-simbol yang dipahami oleh kedua belah pihak.
Aspek-aspek
yang dinilai pada kegiatan berbicara terdiri atas aspek kebahasaan dan
nonkebehasaan. Aspek kebahasaan terdiri atas; ucapan atau lafal, tekanan kata,
nada dan irama, persendian, kosakata atau ungkapan, dan variasi kalimat atau
struktur kalimat. Aspek nonkebahsaan terdiri atas; kelancaran, penguasaan
materi, keberanian, keramahan, ketertiban, semangat, dan sikap.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang
berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Bentuk
dan isi dari bahasa terdiri dari bahasa verbal dan nonverbal dimana keduanya memiliki keterkaitan satu
dengan yang lain.
B.
Saran
Penggunaan bahasa
pada zaman sekarang sudah tidak sesuai dengan aturan, maka diharapkan dengan
adanya makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi masyarakat luas akan pentingnya
berbahasa yang baik dan benar.
PENUTUP
Bahasa yang memiliki peranan penting bagi kehidupan masyarakat karena
pada kehidupan sehari-hari bahasa tidak dapat ditinggalkan, tanpa bahasa
manusia tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat lainnya.
Bentuk dari bahasa itu sendiri tidak hanya bentuk lisan tetapi ada juga
bentuk tulisan sehingga bahasa mempunyai fungsi-fungsi diantaranya sebagai alat
komunikasi, alat untuk menyampaikan ekspresi diri, Alat mengadakan integrasi
dan adaptasi social dan alat mengadakan kontrol social.
DAFTAR PUSTAKA
Tambahan
Id.wikipedia.org/wiki/Bahasa
[1]
Smaradhipa, Galih. Bertutur dengan Tulisan diposting dari situs
www.rayakultura.com
[2]
Stiawan, Yasin. Perkembangan Bahasa diposting dari situs www.siaksoft.com
[3]
Tarigan, 16/1/2006
[4]
Santoso, Kusno Budi,1990 Problematika
Bahasa Indonesia. Bandung:Angkasa,
[5]
Mackey,W.F,1986.Analisis Bahasa.Surabaya
:Usaha Nasional
[6]
Wibowo,Wahyu.2001. Manajemen Bahasa. Jakarta:
Gramedia
[7]
Walija.1996. Bahasa Indonesia dalam
Perbincangan.Jakarta:IKIP Muhammadiyah Jakarta Press
[8]
Pangabean, Maruli.1981.Bahasa Pengaruh dan Peranannya.Jakarta:
Gramedia
[9]
Gorys Keraf, 2001:3-8
[10]
Ghofur, 2009:2
[11]
Burn,1985
CASINO GAMING AT LAS VEGAS - JTM Hub
BalasHapusCASINO GAMING AT LAS VEGAS. 서울특별 출장안마 11 reviews, 1 min read. JTM Hospitality, Las Vegas, 포항 출장안마 NV 89109 - 원주 출장샵 Use this simple form to find hotels, motels, Rating: 이천 출장샵 4.4 · 1,863 경상남도 출장안마 votes