Senin, 08 Oktober 2012

makalah tentang bahasa


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambang. Bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau kosa kata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad, disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon.
Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata –kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitu saja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk mengungkapkan gagasan, fikiran atau perasaan, kita harus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai aturan bahasa. Seperangkat aturan yang mendasari pemakaian bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa inilah yang disebut Tata Bahasa.

B.         Perumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas tentang berbagai masalah yang berhubungan dengan keterampilan berbahasa dan aspek-aspeknya meliputi definisi bahasa, bentuk dan isi, pentingnya bahasa, fungsi-fungsi bahasa dan aspek-aspek keterampilan berbahasa.
Bahasa merupakan alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia sehingga bahasa itu mempunyai peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat.







C.      Tujuan Perumusan Masalah
Tujuan dari perumusan masalah adalah :
1.       Untuk mengetahui definisi bahasa dari berbagai sumber
2.    Untuk memahami bentuk dan isi bahasa
3.       Pentingnya bahasa dalam kehidupan sehaari-hari
4.       Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
5.       Aspek-aspek keterampilan berbahasa

D.         Sistematika penulisan
Bab satu pendahuluan meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah,, tujuan perumusan masalah dan sistematika penulisan.
Bab dua tentang pembahasan
Bab tiga meliputi simpulan dan saran











BAB II
PEMBAHASAN

A.         Definisi Bahasa
Pengertian pertama bahasa menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vocal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.[1] Sedangkan menurut pendapat lain menjelaskan definisi bahasa yaitu kode yang diterima secara social atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan.[2]  
Pendapat diatas mirip dengan pendapat yang menyatakan bahwa bahasa mempunyai dua definisi yaitu pertama, bahasa adalah suatu system yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.[3]  Definisi lain bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.[4] Definisi  lain bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu system dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam system-sistem.[5] Menurut Wibowo, bahasa adalah system symbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi  (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan fikiran.[6]  Hampir senada dengan pendapat Wibowo, bahwa definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.[7]
Sementara menurut Pangabean bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.[8] 
Menurut sumber lain Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki berbagai definisi. Definisi bahasa adalah sebagai berikut :
  1. Suatu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan
  2. Suatu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka ke dalam fikiran orang lain
  3. Suatu kesatuan sistem makna
  4. Suatu  kode yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara bentuk dan makna
  5. Suatu ucapan  yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan (contoh: perkataan, kalimat dan lain-lain)
  6. Suatu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat linguistik    
Bahasa erat kaitannya dengan kognisi pada manusia, dinyatakan bahwa bahasa adalah fungsi kognisi tertinggi dan tidak dimiliki oleh hewan. Ilmu yang mengkaji bahasa ini disebut sebagai linguistik.Menetapkan perbedaan utama antara bahasa manusia satu dan yang lainnya sering amat sukar. Chomsky membuktikan bahwa sebagian dialek Jerman hamper serupa dengan bahasa Belanda dan tidaklah terlalu berbeda sehingga tidak mudah dikenali sebagai bahasa lain khususnya Jerman.



B.   Bentuk dan Isi
Komunikasi verbal
Bahasa verbal telah dianggap sebagai sarana utama dalam berkomunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan maksud kita. Jalaludin Rakhmat (1994), mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal. Secara fungsional diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa. Setiap bahasa mempunyai  peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya mempunyai arti.
Ada dugaan kuat bahasa nonverbal muncul terlebih dahulu daripada bahasa verbal. Pada zaman primitive masyarakat belum menemukan bahasa sehingga diwujudkan dalam bentuk lukisan atau gambar-gambar. Selanjutnya mulai menggunakan lambing atau simbol-simbol tertentu (homosapiens).
Sekitar 10000 tahun sebelum masehi homo sapiens mulai menemukan cara bertani demi kelangsungan hidup mereka dan mulai sering menggunakan bahasa-bahasa di berbagai kawasan. Sekitar 5000 tahun yang lalu manusia mulai melakukan transmisi komunikasi dengan tulisan, bangsa Mesir kuno selanjutnya melahirkan alphabet.
Tata bahasa meliputi 3 unsur  yaitu: fonologi, sintaksis dan semantik.
  1. Fonologi merupakan pengetahuan tentang bunyi-bunyi dalam bahasa.
  2. Sintaksis merupakan pengetahuan tentang cara pembentukkan kalimat.
  3. Semantik merupakan pengetahuan tentang arti kata atau gabungan kata-kata.
Menurut Larry  L. Barker bahasa mempunyai tiga fungsi yaitu penamaan, interaksi dan transmisi informasi. Penamaan atau penjulukan pada usaha mengidentifikasikan obyek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Fungsi interaksi menekankan berbagai gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati  dan pengertian dan kemarahan dan kebingungan. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.
Keterbatasan bahasa
Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu yaitu orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Kata-kata sifat dalam bahasa cenderung bersifat dikotomis.
Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual yaitu kata-kata yang merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang berbeda-beda yang menganut latar belakang social budaya yang berbeda.
Kata-kata yang mengandung bias budaya merupakan bahasa yang terikat konteks budaya, terdapat kata-kata yang (kebetulan) sama atau hampir sama tetapi dimaknai secara berbeda, atau kata-kata yang berbeda tetapi dimaknai secara sama. Komunikasi hanya terjadi bila kita memiliki makna yang sama.
Komunikasi Nonverbal
Istilah nonverbal dipakai untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata yang tertuang dalam ucapan dan tulisan. Secara teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan.Dalam kenyataannya keduanya saling melengkapi dalam berkomunikasi.
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi tidak menggunakan kata dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi nonverbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.
Fungsi pesan non verbal
Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994) menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal :
-          Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
-          Substitusi, yaitu menggantikan lambing-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
-          Kontrakdiksi, menolak pesan verbal atau member makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya seseorang memuji prestasi teman dengan mencibirkan bibir seraya berkata “Hebat, kau memang hebat.”
-          Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.     
-          Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.
Jenis-jenis komunikasi nonverbal
Komunikasi objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotype. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak
Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk bersalaman, menggenggam tangan, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negative.
Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu.
Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau mengendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.


C.         Pentingnya Bahasa
Manusia tidak lepas dari bahasa. Terbukti dari penggunaannya untuk percakapan sehari-hari, tentu ada peran bahasa yang membuat satu sama lain dapat berkomunikasi, saling menyampaikan maksud. Tak hanya dalam bentuk lisan, tentu saja bahasa juga digunakan dalam bentuk tulisan.
Pemikiran seseorang tentunya akan lebih mendapat pengakuan ketika sudah dituliskan sehingga orang lain yang membaca akan mengetahui apa yang ingin disampaikan seorang penulis. Pada dasarnya seluruh kegiatan manusia akan sangat berkaitan erat dengan bahasa. Entah sekedar bercakap-cakap dengan teman, atau dalam kegiatan formal seperti sekolah, kuliah bahkan dalam pekerjaan. Filsafat juga tidak dapat lepas dari bahasa. Banyak filsuf yang justru mengawali pemikirannya dari problem bahasa. Tentunya bahasa disini bukan berarti sekedar mempelajari tata gramatikal bahasa ataupun bahasa asing, melainkan bagaimana pengertian seseorang dapat terpengaruh hanya dari penggunaan kata-kata atau pemikiran. Sangat penting untuk dapat tetap berpikir kritis dalam mengerti ucapan seseorang maupun teks.
Teori-teori yang berkembang dalam filsafat bahasa inilah yang kemudian menjadi alat bagi setiap orang untuk dapat lebih mengeksploitasi sebuah pemikiran, baik yang terucapkan maupun dalam bentuk teks. Mungkin akan terkesan bahasa itu sama saja dengan  perbincangan sehari-hari yang bias saja mudah dimengerti. Memang kesannya bahasa tidak ada kaitannya dengan filsafat. Tetapi bahasa ternyata tidak hanya mencakup  bagaimana seseorang berkomunikasi dengan orang lain, tetapi juga dapat menjadi hal yang kompleks. Sebuah perjanjian antar negara juga menggunakan bahasa yang disepakati pihak-pihak yang terkait agar tercapai kesepakatan. Tanda-tanda yang hadir dalam kehidupan kita sehari-hari juga bagian dari bahasa. Contoh, rambu-rambu lalu lintas tentu akan sangat tidak efisien jika dituliskan dalam bentuk huruf. Para pengguna jalan tentu tidak akan sempat membaca tulisan-tulisan itu. Karena itu untuk mempermudah, dibuat simbol-simbol yang dikonvensikan dan dimengerti masyarakat.
Ada orang-orang yang tentu tidak dapat menggunakan bahasa verbal, karena itu dibuatlah kode-kode khusus agar komunikasi tetap dapat berjalan dengan baik. Dan banyak kode-kode khusus lain yang dibuat untuk mempermudah menyampaikan sebuah pesan. Bahasa verbal pun ternyata tidak dapat diartikan secara harafiah begitu saja.


Ada beberapa poin yang dapat dikaitkan dengan bahasa, antara lain dengan:
-          Akal, sangat erat dengan logika
-          Makna dan interpretasi, yang merupakan bagian yang sudah melekat dengan bahasa
-          Konvensi, karena tanpa konvensi bahasa tidak ada artinya karena tidak dimengerti oleh semua orang
-          Dimensi bahasa obyektif, dapat dimengerti oleh semua untuk mengatasi ruang dan bersifat  universal dan ilmiah
-          Intelektualitas, bagaimana teks-teks lain saling mempengaruhi pemahaman seseorang
Dan dari sinilah kita kemudian dapat mencoba menganalisa sebuah teks atau tanda dengan aliran-aliran yang berkembang dari filsafat bahasa.

D.         Fungsi-fungsi Bahasa
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat Indonesia. Bahasa juga menunjukkan perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya, tetapi masing-masing tetap mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga mampu menyesuaikan dengan adat istiadat dan kebiasaan masyarakat. Selain itu, fungsi bahasa juga melambangkan pikiran atau gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan , kemauan bahkan dapat melambangkan tingkah laku seseorang.
Menurut pendapat lain bahwa bahasa mempunyai empat fungsi, yaitu:
-          Alat untuk menyatakan ekspresi diri
Bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita.
-          Alat komunikasi
Bahasa merupakan saluran perumusan maksud yang melahirkan perasaan dan memungkinkan adanya kerjasama antarindividu
-          Alat mengadakan integrasi dan adaptasi social
Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan yang memungkinkan manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman tersebut, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain.
-          Alat mengadakan control social
Bahasa merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang lain. Bahasa juga mempunyai relasi dengan proses-proses sosialisasi  suatu masyarakat.[9]






E.          Aspek-aspek  Keterampilan berbahasa
Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar berbahasa yaitu, menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Keempat keterampilan tersebut saling terkait antara yang satu dengan yang lain  sebagai berikut:[10]
-          Hubungan Menyimak dengan Berbicara
Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung. Menyimak bersifat reseptif, sedangkan berbicara bersifat produktif. Misalnya, komunikasi yang terjadi antar teman, antara pembeli dan penjual atau dalam suatu diskusi di kelas. Dalam hal ini A berbicara dan B mendengarkan. Setelah itu giliran B yang berbicara dan A mendengarkan. Namun ada pula dalam suatu konteks bahwa komunikasi itu terjadi dalam situasi noninteraktif, yaitu satu pihak saja yang berbicara dan pihak lain hanya mendengarkan. Misalnya Khotbah di masjid, dimana pemceramah menyampaikan ceramahnya, sedangkan yang lainnya hanya mendengarkan.
Terkait dengan kegiatan pembelajaran, guru dituntut untuk mampu memodifikasi aktivitas pembelajaran agar siswa mampu untuk melaksanakan kegiatan komunikasi baik satu arah, dua arah, maupun multi arah. Aktivitas yang dapat dilakukan adalah dengan metode diskusi kelompok, Tanya jawab, dan sebagainya.
-          Hubungan Menyimak dan Membaca
Menyimak dan membaca sama-sama merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Menyimak berkaitan dengan penggunaan bahasa ragam lisan, sedangkan membaca merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Penyimak maupun pembaca malakukan aktivitas pengidentifikasian terhadap unsur-unsur bahasa yang berupa suara (menyimak), maupun berupa tulisan (membaca) yang selanjutnya diikuti diikuti dengan proses decoding guna memperoleh pesan yang berupa konsep, ide, atau informasi.
Keterampilan menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan oleh manusia bila dilihat dari proses pemerolehan bahasa. Secara berturut-turut pemerolehan keterampilan berbahasa itu pada umumnya dimulai dari menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kegiatan menyimak diawali dengan mendengarkan, dan pada akhirnya memahami apa yang disimak. Untuk memahami isi bahan simakan diperlukan suatu proses berikut; mendengarkan, mengidentifikasi, menginterpretasi atau menafsirkan, memahami, menilai, dan yang terakhir menanggapi apa yang disimak. Dalam hal ini menyimak memiliki tujuan yang berbeda-beda yaitu untuk; mendapatkan fakta, manganalisa fakta, mengevaluasi fakta, mendapat inspirasi, menghibur diri, dan meningkatkan kemampuan berbicara.
Menyimak memiliki jenis-jenis sebagai berikut:
Ø  Menyimak kreatif: menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar.
Ø  Menyimak kritis: menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif.
Ø  Menyimak ekstrinsik: menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang tidak umum dan lebih bebas.
Ø  Menyimak selektif: menyimak yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dan memilih untuk mencari yang terbaik.
Ø  Menyimak sosial: menyimak yang dilakukan dalam situasi-situasi social.
Ø  Menyimak estetik: menyimak yang apresiatif, menikmati keindahan cerita, puisi, dan lain-lain.
Ø  Menyimak konsentratif: menyimak yang merupakan sejenis telaah atau menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk.
-          Hubungan Membaca dan Menulis
Membaca dan menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Menulis adalah kegiatan berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca adalah kegiatan yang bersifat reseptif. Seorang penulis menyampaikan gagasan, perasaan, atau informasi dalam bentuk tulisan. Sebaliknya seorang pembaca mencoba memahami gagasan, perasaan atau informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut.
Membaca adalah suatu proses kegiatan yang ditempuh oleh pembaca yang mengarah pada tujuan melalui tahap-tahap tertentu [11]. Proses tersebut berupa penyandian kembali dan penafsiran sandi. Kegiatan dimulai dari mengenali huruf, kata, ungkapan, frasa, kalimat, dan wacana, serta menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya. Lebih dari itu, pembaca menghubungkannya dengan kemungkinan maksud penulis berdasarkan pengalamannya. Sejalan dengan hal tersebut, Kridalaksana (1993) menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambing-lambang grafis dan perubahannya menjadi bicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras. Kegiatan membaca dapat bersuara nyaring dan dapat pula tidak bersuara (dalam hati).
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut (Bryne, 1983). Lebih lanjut Bryne menyatakan bahwa mengarang pada hakikatnya bukan sekedar menulis symbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata tersusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca.
-          Hubungan Menulis dengan Berbicara
Berbicara dan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif. Berbicara merupakan kegiatan ragam lisan, sedangkan menulis merupakan kegiatan berbahasa ragam tulis. Menulis pada umumnya merupakan kegiatan berbahasa tak langsung, sedangkan berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat langsung.
Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi yang dalam proses itu terjadi pemindahan pesan dari satu pihak (komunikator) ke pihak lain (komunikan). Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan lebih dahulu diubah ke dalam simbol-simbol yang dipahami oleh kedua belah pihak.
Aspek-aspek yang dinilai pada kegiatan berbicara terdiri atas aspek kebahasaan dan nonkebehasaan. Aspek kebahasaan terdiri atas; ucapan atau lafal, tekanan kata, nada dan irama, persendian, kosakata atau ungkapan, dan variasi kalimat atau struktur kalimat. Aspek nonkebahsaan terdiri atas; kelancaran, penguasaan materi, keberanian, keramahan, ketertiban, semangat, dan sikap.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A.         Simpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Bentuk dan isi dari bahasa terdiri dari bahasa verbal dan nonverbal  dimana keduanya memiliki keterkaitan satu dengan yang lain.
B.         Saran
Penggunaan bahasa pada zaman sekarang sudah tidak sesuai dengan aturan, maka diharapkan dengan adanya makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi masyarakat luas akan pentingnya berbahasa yang baik dan benar.











PENUTUP
Bahasa yang memiliki peranan penting bagi kehidupan masyarakat karena pada kehidupan sehari-hari bahasa tidak dapat ditinggalkan, tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat lainnya.
Bentuk dari bahasa itu sendiri tidak hanya bentuk lisan tetapi ada juga bentuk tulisan sehingga bahasa mempunyai fungsi-fungsi diantaranya sebagai alat komunikasi, alat untuk menyampaikan ekspresi diri, Alat mengadakan integrasi dan adaptasi social dan alat mengadakan kontrol social.
















DAFTAR PUSTAKA
Tambahan
Id.wikipedia.org/wiki/Bahasa







 
   














[1] Smaradhipa, Galih. Bertutur dengan Tulisan diposting dari situs www.rayakultura.com
[2] Stiawan, Yasin. Perkembangan Bahasa diposting dari situs www.siaksoft.com
[3] Tarigan, 16/1/2006
[4] Santoso, Kusno Budi,1990 Problematika Bahasa Indonesia. Bandung:Angkasa,
[5] Mackey,W.F,1986.Analisis Bahasa.Surabaya :Usaha Nasional
[6] Wibowo,Wahyu.2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia
[7] Walija.1996. Bahasa Indonesia dalam Perbincangan.Jakarta:IKIP Muhammadiyah Jakarta Press
[8] Pangabean, Maruli.1981.Bahasa Pengaruh dan Peranannya.Jakarta: Gramedia
[9] Gorys Keraf, 2001:3-8

[10] Ghofur, 2009:2
[11] Burn,1985

1 komentar:

  1. CASINO GAMING AT LAS VEGAS - JTM Hub
    CASINO GAMING AT LAS VEGAS. 서울특별 출장안마 11 reviews, 1 min read. JTM Hospitality, Las Vegas, 포항 출장안마 NV 89109 - 원주 출장샵 Use this simple form to find hotels, motels,  Rating: 이천 출장샵 4.4 · ‎1,863 경상남도 출장안마 votes

    BalasHapus