Sugiatno Riot
ketika mulut tak dapat berkata apa-apa lagi, maka lebih baik diam, itu lebih baik
Rabu, 04 Juni 2014
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON DENGAN VISKOMETER OSTWALD
UNTUK MEMENUHI TUGAS LAPORAN PRAKTIKUMMATA KULIAH FARMASI FISIKA
DISUSUNOleh :
KELOMPOK 6
DarmaWijaya 12010016
MeilindaDwiKusumawati 12010044
NurHaidir 12010058
Sugiatno 12010080
DOSEN PEMBIMBING PRAKTIKUM : Antonius Padua R, S.Si, Apt
S-1 FARMASI REGULER
LABORATORIUM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR
24 MARET 2014
Tujuan
Mempelajaricarapenentuanviskositaslarutan newton denganmetodekapiler.
DasarTeori
Viskositasdapatdinyatakansebagaitahananaliaranfluida yang merupakangesekanantaramolekul – molekulcairansatudengan yang lain. Suatujeniscairan yang mudahmengalirdapatdikatakanmemilikiviskositas yang rendah, dansebaliknyabahan – bahan yang sulitmengalirdikatakanmemilikiviskositas yang tinggi.
Padahukumaliranviskos, Newton menyatakanhubunganantaragaya – gayamekanikadarisuatualiranviskossebagai :Geserandalam ( viskositas ) fluidaadalahkonstansehubungandengangesekannya. HubungantersebutberlakuuntukfluidaNewtonian, dimanaperbandinganantarategangangeser (s) dengankecepatangeser (g) nyakonstan. Parameter inilah yang disebutdenganviskositas.
Aliranviskosdapatdigambarkandenganduabuahbidangsejajar yang dilapisifluida tipis diantarakeduabidangtersebut. Suatubidangpermukaanbawah yang tetapdibatasiolehlapisanfluidasetebalh, sejajardengansuatubidangpermukaanatas yang bergerakseluas A. Jikabidangbagianatasituringan, yang berartitidakmemberikanbebanpadalapisanfluidadibawahnya, makatidahadagayatekan yang bekerjapadalapisanfluida. SuatugayaF dikenakanpadabidangbagianatas yang menyebabkanbergeraknyabidangatasdengankecepatankonstan v, makafluidadibawahnyaakanmembentuksuatulapisan – lapisan yang salingbergeseran.Setiaplapisantersebutakanmemberikantegangangeser (s) sebesarF/A yang seragam, dengankecepatanlapisanfluida yang paling atassebesarv dankecepatanlapisanfluida paling bawahsamadengan nol. Makakecepatangeser (g) padalapisanfluida di suatutempatpadajarak y daribidangtetap, dengantidakadanyatekanan fluida.
Fluida, baikzatcairmaupunzat gas yang jenisnyaberbedamemilikitingkatkekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalansebenarnyamerupakangayagesekanantaramolekul-molekul yang menyusunsuatufluida. Jadimolekul-molekul yang membentuksuatufluidasalinggesek-menggesekketikafluidatersebutmengalir. Padazatcair, viskositasdisebabkankarenaadanyagayakohesi (gayatarikmenarikantaramolekulsejenis). Sedangkandalamzat gas, viskositasdisebabkanolehtumbukanantaramolekul.
Fluida yang lebihcairbiasanyalebihmudahmengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebihkentallebihsulitmengalir, contohnyaminyakgoreng, oli, madudkk. Hal inibisadibuktikandenganmenuangkan air danminyakgoreng di ataslantai yang permukaannya miring. Pasti air ngalirlebihcepatdaripadaminyakgorengatauoli. Tingkat kekentalansuatufluidajugabergantungpadasuhu. Semakintinggisuhuzatcair, semakinkurangkentalzatcairtersebut. Misalnyaketikaibumenggorengpahaikan di dapur, minyakgoreng yang awalnyakentalmenjadilebihcairketikadipanaskan. Sebaliknya, semakintinggisuhusuatuzat gas, semakinkentalzat gas tersebut.
Perludiketahuibahwaviskositas alias kekentalancumaadapadafluidariil (rill = nyata). Fluidariil/nyatatuhfluida yang kitatemuidalamkehidupansehari-hari, seperti air, sirup, oli, asapknalpot, danlainnya. Fluidariilberbedadenganfluida ideal. Fluida ideal sebenarnyatidakadadalamkehidupansehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakanuntukmembantukitadalammenganalisisaliranfluida (fluida ideal ini yang kitapakaidalampokokbahasanFluidaDinamis). Miripsepertikitamenganggapbendasebagaibendategar, padahaldalamkehidupansehari-harisebenarnyatidakadabenda yang benar-benartegar/kaku. Tujuannyasama, biaranalisiskitamenjadilebihsederhana.
AlatdanBahan
Viscometer Ostwald
Etanol
Aseton
Kloroform
Gliserin
Propileglikol
Gliserin : Air ( 1:5, 2:3, 3:2 )
Prosedur
Mula-mula viscometer dibersihkandandikeringkan.
Cairan yang akanditentukankekenalanyadimasukkanmelaluipipa A sehinggaruang R terisipenuh.
Cairandihisapmelaluipipa B agar cairannaikkekapilersampaipermukaanmelaluigaris m.
Kemudiancairandibiarkanturunsampaigaris n.
Waktudicatat yang dibutuhkanolehcairanuntukmengalirdari m ke n.
Cucilah viscometer dankeringkankembali.
Lakukansecaratriplo.
Ulangikerjadiatasdengancairanpembanding (air) dancairan lain.
Catatan :sebagaipembandingdapatdigunakan air yang mempunyaikekentalan 1,00 cps.
HasilPengamatan
No NamaCairan Densiti Waktu yang dibutuhkan Kekentalan (poise) Ket.
1 (s) 2 (s) 3 (s) Rata-rata
1 Etanol 0.8086 0.28 0.28 0.25 0.27 0.4455 paling kecilviskositasnya
2 Aseton 0.786 0.25 0.41 0.22 0.29 0.4699
3 Kloroform 1.4794 0.59 0.53 0.62 0.58 1.751
4 Gliserinmurni 1.2201 21.53 19.88 19.38 20.26 50.44
5 Gliserin 1:5 1.0411 0.83 0.78 0.63 0.74 1.585
6 Gliserin 2:3 1.1008 1.16 1.22 1.38 1.25 2.8149
7 Gliserin 3:2 1.1543 1.97 1.9 1.94 1.93 4.5606
8 Gliserin 5:1 1.2119 3.66 3.87 3.88 3.8 9.4058
9 Propilenglikol 0.8744 11.4 11.32 11.5 11.4 20.3538 paling besarviskositasnya
Perhitungan
Menetukanviskositaslarutan newton denganviskometerostwald
1) Kekentalanetanol
ɳu/ɳk=(du . tu)/(dk . tk)
ɳu/(1 poise)=(0,8086 gr/ml . 0,27 sekon)/(1 gr/ml . 0,49 sekon )
1 gr/ml . 0,49 sekon ɳu = 0,8086 gr/ml . 0,27 sekon .1 poise
ɳu = (0,8086 gr/ml . 0,27 sekon . 1 poise)/(1 gr/ml . 0,49 sekon )
ɳu = (0,8086 . 0,27 . 1 poise)/(1 . 0,49 )
ɳu = 0,218322/( 0,49 )
ɳu = 0,4455 poise
2)Kekentalanaseton
ɳu/ɳk=(du . tu)/(dk . tk)
ɳu/(1 poise)=(0,7860 gr/ml . 0,293 sekon)/(1 gr/ml . 0,49 sekon)
ɳu=(0,7860 gr/ml . 0,293 sekon . 1 poise)/(1 gr/ml . 0,49 sekon)
ɳu= 0,4699
3) KekentalanKlorofom
ɳu/ɳk=(du . tu)/(dk . tk)
ɳu/(1 poise)=(1,4794 gr/ml . 0,58 sekon)/(1 gr/ml .0,49 sekon)
ɳu=(1,4794 gr/ml . 0,58 sekon1 poise)/(1 gr/ml .0,49 sekon)
ɳu=(o,8580)/0,49
ɳu= 1,7510 poise
4) Gliserinmurni
ɳu/ɳk=(du . tu)/(dk . tk)
ɳu/(1 poise)=(1,2201 gr/ml .20,263 sekon)/(1 gr/ml .0,49 sekon)
ɳu=(1,2201 gr/ml .20,263 sekon. 1 poise)/(1 gr/ml .0,49 sekon)
ɳu=(24,72 poise)/( 0,49)
ɳu=50,44 poise
5) kekentalangliserin
ɳu/ɳk=(du . tu)/(dk . tk)
ɳu/(1 poise)=(1,0411 gr/ml . 0,746 sekon)/(1 gr/ml .0,49 sekon)
ɳu=(1,0411 gr/ml . 0,746 sekon . 1 poise)/(1 gr/ml .0,49 sekon)
ɳu= ( 0,7766 . 1 poise)/(1 .0,49 )
ɳu= 1,5850 poise
6) kekentalangliserin : air ( 2:3)
ɳu/ɳk=(du . tu)/(dk . tk)
ɳu/(1 poise)=(1,1008 gr/ml . 1,253 sekon)/(1 gr/ml .0,49 sekon)
ɳu=(1,1008 gr/ml . 1,253 sekon . 1 poise)/(1 gr/ml .0,49 sekon)
ɳu= ( 1,3793 . 1 poise)/(1 .0,49 )
ɳu= 2,8149 poise
7) kekentalangliserin : air ( 3:2 )
ɳu/ɳk=(du . tu)/(dk . tk)
ɳu/(1 poise)=(1,1543 gr/ml . 1,936 sekon)/(1 gr/ml .0,49 sekon)
ɳu=(1,1543 gr/ml . 1,936 sekon . 1 poise)/(1 gr/ml .0,49 sekon)
ɳu= ( 2,2347 . 1 poise)/(1 .0,49 )
ɳu= 4,5606 poise
8) kekentalangliserin : air ( 5:1)
ɳu/ɳk=(du . tu)/(dk . tk)
ɳu/(1 poise)=(1,2119 gr/ml . 3,803 sekon)/(1 gr/ml .0,49 sekon)
ɳu=(1,2119 gr/ml . 3,803 sekon . 1 poise)/(1 gr/ml .0,49 sekon)
ɳu= ( 4,6088 . 1 poise)/(1 .0,49 )
ɳu= 9,4058 poise
9) kekentalanpropolenglikol
ɳu/ɳk=(du . tu)/(dk . tk)
ɳu/(1 poise)=(0,8744 gr/ml . 11,406 sekon)/(1 gr/ml .0,49 sekon)
ɳu=(0,8744 gr/ml . 11,406 sekon . 1 poise)/(1 gr/ml .0,49 sekon)
ɳu= 20,3538 poise
Pembahasan
Viskositasmerupakanukuran yang menyatakankekentalansuatularutanpolimer. Perbandinganantaraviskositaslarutanpolimerterhadapviskositaspelarutmurnidapatdipakaiuntukmenentukanmassamolekulnisbipolimer. Keunggulandarimetodeiniadalahlebihcepat, lebihmudah, alatnyamurahsertaperhitungannyalebihsederhana. Alat yang digunakanadalahViskometer Ostwald.
Dari percobaan yang dilakukan menentukan Viskositas menggunakan perbandingan antara cairan yang akan dicari viskositasnya dengan menggunakan air. Air mempunyai Viskositas yaitu 1 Poise,Density air yaitu 1 gr/cm3, dan waktu yang dibutuhkan air untuk melalui Viskometer adalah 0,49 sekon.
Viskositasdapatdinyatakansebagaitahananaliaranfluida yang merupakangesekanantaramolekul - molekulcairansatudengan yang lain. Suatujeniscairan yang mudahmengalirdapatdikatakanmemilikiviskositas yang rendah, dansebaliknyabahan - bahan yang sulitmengalirdikatakanmemilikiviskositas yang tinggimisalnyapadagliserindalamberbagaimacamkonsentrasi yang berbedamerupakansampeldalampercobaanini yang akanditentukannilaiviskositaslarutannyadenganberbagaikonsentrasi, bahan lain yang digunakanialahetanol, aseton, kloroform, danpropilenglikol.
Denganmengetahuinilaiviskositasdarimasing-masingsampeldapatdiketahuibahwaViskositasberbandinglurusdengankonsentrasilarutan. Suatularutandengankonsentrasitinggiakanmemilikiviskositas yang tinggi pula, karenakonsentrasilarutanmenyatakanbanyaknyapartikelzat yang terlaruttiapsatuan volume. Semakinbanyakpartikel yang terlarut, gesekanantarpartikelsemakintinggidanviskositasnyasemakintinggi pula.
Kesimpulan
Cara menentukanviskositaslarutan newton denganmenggunakanviskosimeter Ostwald yaitudenganmengukurwaktu yang dibutuhkanbagisampeluntuklewatantaraduatandaketikaiamengalirkarenagravitasi, melaluisuatutabungkapiler vertical.Pengaruhkadarlarutanterhadapviskositasberbandinglurusdimanajikalarutanmemilikikonsentrasitinggimakaakanmemilikiviskositas yang tinggi pula.
No NamaCairan Densiti Waktu yang dibutuhkan Kekentalan (poise) Ket.
1 (s) 2 (s) 3 (s) Rata-rata
1 Etanol 0.8086 0.28 0.28 0.25 0.27 0.4455 paling kecilviskositasnya
2 Aseton 0.786 0.25 0.41 0.22 0.29 0.4699
3 Kloroform 1.4794 0.59 0.53 0.62 0.58 1.751
4 Gliserinmurni 1.2201 21.53 19.88 19.38 20.26 50.44
5 Gliserin 1:5 1.0411 0.83 0.78 0.63 0.74 1.585
6 Gliserin 2:3 1.1008 1.16 1.22 1.38 1.25 2.8149
7 Gliserin 3:2 1.1543 1.97 1.9 1.94 1.93 4.5606
8 Gliserin 5:1 1.2119 3.66 3.87 3.88 3.8 9.4058
9 Propilenglikol 0.8744 11.4 11.32 11.5 11.4 20.3538 paling besarviskositasnya
Dalam percobaan ini didapatkan hasil bahwa etanol memiliki Viskositas paling kecil artinya sangat encer dan yang memiliki viskositas paling besar adalah Propilenglikol yang artinya sangat kental diantara zat – zat lainnya.
DaftarPustaka
http://www.academia.edu/5181613/LAPORAN_FARFIS_VISKOSITAS
Kamis, 26 Desember 2013
Penetapan Kadar Vitamin C Secara Iodimetri
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada umumnya
banyak vitamin dalam kehidupan ini. Namun vitamin yang sangat berperan dalam
kehidupan ini adalah vitamin C. Pada percobaan ini dilakukan untuk mengetahui
kadar yang terdapat dalam vitamin C. Dan vitamin yang akan diuji coba ini
adalah Vitamin C yang ada dalam minuman. Untuk mengetahuinya maka akan
dilakukan titrasi.
Titrasi ini
didasarkan pada reaksi redoks. Vitamin C (Asam Askorbat) dioksidasikan oleh
iodium menjadi asam dehidroaskorbat, dan iodium sendiri tereduksi menjadi
iodide, kelebihan setetes larutan iodium akan bereaksi dengan indikator pati
dan menyebabkan warna biru tua muncul menunjukkan titik akhir titrasi telah
tercapai. Cara lain dapat dilakukan dengan cara mereaksikan sejumlah sampel
dengan larutan iodium berlebih yang terukur, kemudian kelebihan iodium
dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat. Indikator pati ditambahkan
menjelang titik akhir titrasi.
1.2. Tujuan
Menetapkan kadar Vitamin C dalam buah atau minuman
1.3. Manfaat
-
Bisa menetapkan kadar Vitamin C dalam minuman
-
Bisa mentitrasi Vitamin C dengan Iodimetri
-
Bisa melakukan percobaan kimia analisis 1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penetapan kadar Vitamin C
Pada percobaan ini dilakukan
analisis vitamin C dengan metode titrasi iodimetri. Sampel yang digunakan pada
percobaan ini yaitu minuman dengan berbagai merk, sampel yang digunakan
kelompok tujuh yaitu sampel G. Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses
kegiatan tubuh. Vitamin C merupakan suplemen yang sangat penting bagi tubuh
manusia dimana dianjurkan sebesar 30-60 mg per hari. Kegunaan dari vitamin C
yaitu, sebagai senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam berbagai proses
penting mulai dari pembuatan kolagen, pengangkut lemak, sampai dengan pengatur
tingkat kolesterol.
Kebutuhan untuk vitamin C adalah 60 mg/hari, tapi hal ini bervariasi pada
setiap individu. Stres fisik seperti luka bakar, infeksi, keracunan logam
berat, rokok, penggunaan terus-menerus obat-obatan tertentu (termasuk aspirin,
obat tidur) meningkatkan kebutuhan tubuh akan vitamin C. Perokok membutuhkan
vitamin C sekitar 100 mg/hari. Buah dan sayuran mengandung banyak vitamin C,
akan tetapi banyak persepsi orang yang salah berkaitan dengan sumber vitamin C
dalam bentuk alami.
Vitamin
C mempunyai rumus C6H8C6 dalam bentuk murni
merupakan kristal putih, tak berwarna, tidak bau dan mencair pada suhu 190-1920C.
Senyawa ini bersifat reduktor kuat dan mempunyai rasa asam. Sifat yang paling
utama dari vitamin C adalah kemampuan mereduksi yang kuat dan mudah teroksidasi
yang dikatalis oleh beberapa logam terutama Cu dan Ag (Patricia, 1983).
Penetapan vitamin C ini dilakukan
dengan metode titrasi Iodimetri yaitu titrasi dengan I2 sebagai
titernya.
Iodimetri merupakan titrasi langsung
dan merupakan metoda penentuan atau penetapan kuantitatif yang dasar
penentuannya adalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sampel atau
terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodide. Iodimetri adalah
titrasi redoks dengan I2 sebagai pentiternya. Dalam reaksi redoks
harus selalu ada oksidator dan reduktor , sebab bila suatu unsur bertambah bilangan
oksidasinya (melepaskan electron), maka harus ada suatu unsur yang bilangan
oksidasinya berkurang atau turun (menangkap electron). Jadi, tidak mungkin
hanya ada oksidator saja ataupun reduktor saja (Wiryawan dkk, 2008)..Dalam
metode analisis ini, sampel dioksidasikan oleh I2, sehingga I2
tereduksi menjadi ion iodida :
A
( Reduktor ) + I2 → A ( Teroksidasi ) + 2 I-
Sampel sebanyak 10 g dalam labu ukur
100 mL, ditambahkan asam oksalat 5% sampai tanda batas. Kemudian larutan
dikocok agar homogen dan disaring, filtrat yang dihasilkan dititrasi dengan I2
0,02N. Iodium merupakan oksidator lemah, sehingga hanyaz at-zat yang merupakan
reduktor kuat yang dapat dititrasi.I ndikator yang digunakan yaitu amilum
sebanyak 2 mL dan akan memberikan warna biru pada titik akhir titrasi. Dengan kontrol pada titik akhir
titrasi jika kelebihan 1 tetes titran, perubahan warna yang terjadi pada
larutan akan semakin jelas dengan penambahan indikator amilum/kanji (Basset,
1994).
I2 +2e- → 2I-
Iod merupakan zat padat yang sukar
larut dalam air (0,00134 mol/L) pada suhu 250C, namun sangat larut
dalam larutan yang mengandung ion iodida. Iodium membentuk kompleks triiodida
dengan iodida :
I2 +I-
→ I3-
Larutan
standar iodium harus disimpan dalam botol gelap untuk mencegah peruraian HIO
oleh cahaya matahari:
2HIO
→2 H+ + 2 I- +O2 (g)
(Septyaningrum,
2009)
Larutan iodium merupakan larutan
yang tidak stabil, sehingga perlu distandarisasi berulang kali. Sebagai
Oksidator lemah, iod tidak dapat bereaksi terlalu sempurna, karena itu harus
dibuat kondisi yang menggeser kesetimbangan kearah hasil reaksi antara lain
dengan mengatur pH atau dengan menambahkan bahan pengkompleks. Untuk pengaturan
pH ini, ditambahkan asam oksalat H2C2O4,
sehingga sampel dalam suasana asam. Larutan iod distandardisasi dengan larutan
Na2S2O3, standarisasi bertujuan utuk
mendapatkan konsentrasi iod dengan tepat (Septyaningrum, 2009).
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam titrasi iodimetri, antara lain :
·
pembuatan
larutan
·
penyimpanan larutan
·
Jumlah
indicator, dan
·
ketelitian
dalam melakukan titrasi, yaitu dalam menentukan titik akhir dan pembacaan skala
pada buret
Penentuan Titik Akhir Titrasi
Titrasi dilakukan dengan menggunakan
amilum sebagai indicator dimana titik akhir titrasi diketahui dengan terjadinya
kompleks amilum-I2 yang berwarna biru tua. Hal ini disebabkan karena
dalam larutan pati, terdapat unti-unit glukosa membentuk rantai heliks karena
adanya ikatan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menybabkan pati
dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam
spiralnya., sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut. Warna
biru akan terlihat bila konsentrasi ios 2 X 10-5M. Sensitivitas
warnanya tergantung pada pelarut yang digunakan. Kompleks iodium-amilum
mempunyai kelarutan kecil dalam air sehingga biasanya ditambahkan pada titik
akhir reaksi (Khopkar, 2002).
Reaksi pada penentuan Vitamin C
dengan iodimetri:
H2S
+ I2→ S + 2I- + 2H+
SO32-
+ I2 + H2O → SO42- + 2I-
+ 2H+
Sn2+
+ I2 →Sn4+ + 2IH2
AsO3
+ I2 + H2O -> HAsO42- + 2I-
+ 3H+
(Underwood,
2002).
Dari hasil percobaan, volume yang
dibutuhkan pada titrasi blanko adalah 0,08 mL. Sedangkan volume titer yang
dibutuhkan pada sampel G sebanyak 0,10 mL. Titik akhir ditandai
dengan perubahan warna dari kuning menjadi biru.
Sehingga kadar vitamin C yang diperoleh pada sampel G adalah 17,54 X 10-6%
Vit C. Kadar Vitamin C yang terbesar terdapat pada sampel F yaitu
149,4 X 10-6% Vit C.
Vitamin C dapat hilang karena
hal-hal seperti:
1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak
atau berbahayanya struktur.
2. Pencucian sayuran setelah
dipotong-potong terlebih dahulu .
3. Adanya alkali atau suasana basa
selama pengolahan
4. Membuka tempat berisi vitamin C,
sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak reversible (Poedjiadi, 1994).
BAB 3
HASIL
3.1 Alat dan Bahan Serta Cara Kerja
Alat Bahan
·
Timbangan KI
·
Anak Timbangan I2
·
Gelas ukur Aquadest
·
Beker glass kanji
·
Pipet tetes As2O3
·
Kaki tiga buffer
karbonat
·
Bunsen asam
borat
·
Gelas piala minuman
vitamin C
Cara Kerja :
v
Pembuatan
Larutan Iodium
Timbang sebanyak 1 – 2,5 gram KI bebas Iodat dan 1,269
gram I2, larutkan dalam air sampai 1 liter.
v
Pembuatan
larutan Kanji (indicator)
1 gram kanji dibuat pasta dengan sedikit air. Tuangkan
pasta ini kedalam 100ml air mendidih sampai terus diaduk, dan biarkan mendidih
selama 1 menit. Setelah dingin tambahkan 2-3 gram KI dan sedikit asam borat
kemudian simpan dalam botol yang tertutup.
v
Standarisasi
larutan Iodium 0,01 N
Timbang dengan teliti gram asam arsenit (HAsO2)
atau gram As2O3 kering dan masukkan kedalam gelas piala.
Larutkan dengan air suling, pindahkan kedalam labu ukur 100ml. Kemudian pipet
25ml kedalam labu Erlenmeyer 125ml, tambahkan 10ml buffer karbonat (PH = 8) dan
2 ml larutan kanji. Titar larutan ini dengan larutan Iodium sampai warna biru
muncul.
v
Persiapan
Sample
Timbang 200 – 300 gram buah dan hancurkan dengan blender
sampai diperoleh slury. Timbang 10 – 30 gram slury masukkan kedalam labu ukur
100 ml dan tambahkan air suling sampai tanda tera. Saring dengan krus Gooch
atau lakukan senrifuge untuk memisahkan filtratnya. Untuk minuman cukup dengan
dituang berapa ml yang dibutuhkan saja).
Pipet 5 – 25 ml filtrat kedalam 125 ml labu Erlenmeyer,
tambahkan 2 ml larutan kanji dan tambahkan air suling jika perlu
Kemudian titrasi dengan larutan standar iodium sampai
warna biru muncul.
v
Hitung
kadar Vitamin C
1 ml 0,01N iodium setara dengan 0,88 mg Vitamin
C
3.2. Perhitungan
Standarisasi Iod 0,1N adalah 0,125
+ 0,15 + 0,15 /3 = 0,183 ml
Percobaan
|
Vol. iod
|
Vol. sample Vit C
|
Vol. kanji
|
Percobaan 1
|
3,5 ml
|
10 ml
|
2 ml
|
Percobaan 2
|
2,9 ml
|
10 ml
|
2 ml
|
Percobaan 3
|
2,9 ml
|
10 ml
|
2 ml
|
jumlah
|
2,967 ml
|
10 ml
|
2 ml
|
3.3. Gambar
BAB 4
PEMBAHASAN
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
percobaan yang telah dilakukan diperoleh:
·
Penentuan kadar
vitamin C dilakukan dengan metode titrasi iodimetri.
·
Iodimetri
adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai pentiternya.
5.2 Saran
Saran yang dapat
disampaikan penulis adalah agar penelitian ini dapat di lanjutkan dengan
seksama agar dapat dilakukan dan didapatkan hasil yang lebih baik dan agar
penelitian ini dapat berkembang menjadi penelitian yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia.
Penerbit UI-Press.Jakarta.
Basset.J
etc. 1994.Buku Ajar Vogel, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Day
RA. Jr dan Al Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam.
Erlangga. Jakarta.
Erlangga. Jakarta.
Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia
Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta.
Khopkar,
S, M., 2002, Konsep Dasar Kimia Analitik, Jakarta: UI-Press.
Langganan:
Postingan (Atom)